Endarwati, Maria Christina and Imaduddina, Annisaa Hamidah and Widodo, Widiyanto Hari Subagyo and Fitria, Lulu Mari and Giffari, Rizki Adriadi (2016) Panduan Pengembangan Resilient City. Direktorat Jenderal Tata RuangKementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, Malang. ISBN 978-602-74222-4-7
Text
Buku-1 Panduan Pengembangan Resilient City_reduce-1OK.pdf Download (1MB) |
|
Text
Panduan Pengembangan Resilient City.pdf Download (13MB) |
|
Text
panduan pengembangan.pdf Download (453kB) |
|
Text
Panduan Pengembangan Resilient City.pdf Download (22MB) |
|
Text
peer reviwwe-panduan pengembangan011.pdf Download (1MB) |
Abstract
Resilient City adalah konsep perencanaan kota dimana kota diharapkan bisa tetapmemfungsikan berbagai sistemnya ketika ada gangguan semisal bencana. Penerapan Konsep Resilient City sangat penting mengingat posisi kebanyakan kota-kota di Indonesia yang tidak terlepas dariberbagai jenis ancaman bencana alam dan bencana akibat perilaku manusia. Di Indonesia, bahaya-bencana terkait perubahan iklim seperti banjir, kekeringan, badai, dan longsor telah menyebabkan banyak kehilangan nyawa manusia dan penghidupan, hancurnya ekonomi dan infrastruktur, perubahan tatanan sosial juga kerusakan lingkungan. Frekuensidan intensitas bahaya-bencana ini cenderung meningkat. Dalam menghadapi perubahan iklim, peningkatan ketahanan sistem dalam masyarakat untuk mengurangi resiko bahaya perubahan iklim dilakukan melalui upaya mitigasi dan adaptasi. Mitigasi yaitu upaya mengurangi sumber maupun peningkatan gas rumah kaca, dengan tidak mengurangipertumbuhan sekaligus pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Sementara adaptasi merupakan tindakan penyesuaian sistem alam dan sosial untuk menghadapi dampak negatif, baik dari kerawanan bencana maupun p erubahan i klim. Seiring dengan terus meningkatnya bahaya-bencana tersebut maka diperlukan suatu pendekatan pengelolaan kebencanaan yang didukung adanya kebijakan dan strategi mitigasi dan adaptasi terkait perubahan iklim bidang penataan ruang yang mampumenjawab berbagai permasalahan yang dihadapi. Kebijakan dan strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim nasional diharapkan mampu menghadapi permasalahan dimaksud dengan tetap mempertimbangkan daya dukung d an sumber daya yang dimiliki suatu daerah.Undang-undang No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang menegaskan bahwa mitigasibencana menjadi suatu aspek yang penting diperhatikan. Penataan ruang wajib memperhatikan aspek kebencanaan yang berada di dalam suatu daerah dengan mengintegrasikan mitigasi bencana ke dalam rencana tata ruang. Untuk semakin memantapkan peran dan fungsi penataan ruang dalam pengurangan resiko bencana akibat perubahan iklim, maka diperlukan adanya kebijakan dan strategi mitigasi dan adaptasiperubahan iklim b idang penataan ruang yang adaptif danresponsif.Berdasarkan hasil analisis awal, terdapat 7 (tujuh) kota di Indonesia yang termasuk dalam136 (seratus tiga puluh enam) lokasi prioritas Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019, dan sekaligus termasuk dalamkategori 50 (lima puluh) wilayah terentan perubahan iklim dalam Rencana Aksi Nasional –Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) 2014. Kota tersebut adalah: Kota Bandung, Surabaya, Bogor, Depok, Tangerang, Malang, dan Balikpapan. Maka tujuh kota inidapatdipertimbangkan sebagai kota-kota prioritas di Indonesia untuk didorong menjadi kota tangguh b encana dan berketahanan perubahan iklim (Resilient City).Dalam kajian pengembangan konsep Resilient Citytahun anggaran 2015 telah dihasilkan draftbuku panduan pengembangan Resilient City. Di tahun anggaran 2016 Direktorat Jenderal Tata Ruang cq. Direktorat Penataan Kawasan menindaklanjutinya dengan melakukan penilaian tingkat ketangguhanbencana dan ketahanan perubahan iklim pada kota-kota prioritas di Indonesia dengan mengacu pada buku panduan tersebut. Hasil penilaian yang dilakukan akan menjadi salah satu dasar dalam penyusunan dan/ataupenyempurnaan rencana aksi (action plan) untuk mewujudkan Resilient City, yangselanjutnya perlu diintegrasikan ke dalam rencana t ata ruang wilayah kota. Buku ini merupakan buku pertama dari serangkaian buku yang berisi kajian-kajian yang telah dilakukan melalui Kegiatan Peningkatan Kualitas Tata Ruang untuk Mewujudkan KotaTangguh Bencana dan Berketahanan Perubahan Iklim. Buku ini berisi serangkaian indikatordan variabel dalam menilai tingkat ketangguhan dan ketahanan kota dalam menghadapi bencana dan dampak perubahan iklim, yang diharapkan dapat menjadi salah satu referensidan acuan bagi pemerintah daerah dalam menilai kondisi ketangguhan kotanya, dan kemudian menentukan langkah-langkah dan rencana aksi yang implementatif untuk menuju kota yang tangguh bencana dan berketahanan perubahan iklim melalui peningkatan kualitas tata ruangnya.Pendekatan dan kajian yang digunakan dalam merumuskan indikator dan variabel penilaian ketangguhan kota pasti akan terus berkembang di masa mendatang. Untuk itu, tidak menutup kemungkinan indikator dan variabel ini dapat terus disempurnakan, atau bahkan berubah, menyesuaikan dengan perkembangan terkini.
Item Type: | Book |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Panduan Pengembangan Resilient City Reduce |
Subjects: | Engineering > Area Planing Engineering (PWK) |
Divisions: | Fakultas teknik Sipil dan Perencanaan > Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) S1 |
Depositing User: | Mr Sayekti Aditya Endra |
Date Deposited: | 16 Sep 2020 01:46 |
Last Modified: | 21 Nov 2022 01:51 |
URI: | http://eprints.itn.ac.id/id/eprint/5066 |
Actions (login required)
View Item |