Museum Arkeologi di Kota Malang TEMA Arsitektur Dekonstruksi

Nurohman, Muhamad (2015) Museum Arkeologi di Kota Malang TEMA Arsitektur Dekonstruksi. Skripsi thesis, ITN Malang.

[img] Text
NUROHMAN.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (15MB) | Request a copy

Abstract

Berbagai museum yang berdiri megah, mempunyai koleksi lengkap dan dipelihara dengan biaya yang tidak sedikit, kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat. Persepsi masyarakat terhadap museum, hingga kini, masih jauh dari harapan, artinya : sedikit sekali orang yang tahu dan mau memahami bahwa museum bermanfaat bagi dunia pendidikan dan rekreasi. Mereka umumnya memandang museum tidak lebih dari gudang tempat penyimpanan barang tua dengan suasana ruangan yang menyeramkan. Kenyataan ini memperlihatkan bahwa masyarakat yang membutuhkan museum relatif masih sedikit. Hal ini dapat kita saksikan dari minimnya jumlah pengunjung museum, baik secara perorangan maupun rombongan/kelompok. Selain itu, kebanyakan pengunjung museum yang berkunjung ke museum-museum yang ada di Indonesia, umumnya sebagian terbesar karena tugas sekolah, dan hanya sedikit yang datang karena ingin tahu atau keinginan sendiri. Kondisi ini jauh berbeda dengan keadaan di negara-negara maju, di mana kunjungan ke museum sudah menjadi suatu kebutuhan, terutama bagi siswa, karena merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Di Indonesia, istilah museum situs mulai dikenal pada tahun 80-an. Dalam kegiatan pemugaran dibutuhkan pula bangunan yang berfungsi untuk menyelamatkan benda cagar budaya sebagai akibat dari maraknya pencurian, perusakan, dan penemuan benda cagar budaya oleh masyarakat. Tema Arsitektur Dekonstruksi Bernard Tschumi dalam pendekatan perancangannya menggunakan Teori Manhattan Transcript yaitu Transgresi dan Regresi. Teori ini mendasarkan studi gerak manusia sebagai dasar untuk menggerakan titik, garis, bidang dalam bentuk ruang. Hasilnya bisa dilihat pada Parc La-Vilette yang merupakan gambaran nyata dari ideologi Dekonstruksi. Dari ideologi ini style bangunan dapat terbaca. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Dekonstruksi bukan style (gaya) melinkan suatu proses yang bisa menghasilkan banyak style.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Engineering > Architectural Engineering
Divisions: Fakultas teknik Sipil dan Perencanaan > Teknik Arsitektur S1 > Teknik Arsitektur S1(Skripsi)
Depositing User: mr Aditya endra sayekti
Date Deposited: 25 Feb 2019 02:28
Last Modified: 06 Mar 2019 05:36
URI: http://eprints.itn.ac.id/id/eprint/2340

Actions (login required)

View Item View Item