GEDEONA, ADRIANUS AMAPATI (2015) IDENTIFIKASI PEMANFAATAN RUANG TERBUKA PUBLIK PADA PERUMAHAN MENENGAH BAWAH BERDASARKAN POLA KEGIATAN MASYARAKAT PENGHUNI (STUDI KASUS PERUMAHAN JOYOGRAND, KELURAHAN MERJOSARI, KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG). Skripsi thesis, Institut Teknologi Nasional Malang.
Text
Untitled(5).pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (8MB) | Request a copy |
Abstract
Ruang terbuka publik di perumahan merupakan fasilitas yang harus disediakan oleh pengembang; memiliki peran penting sebagai pusat komunitas (untuk bersosialisasi, berolahraga, meningkatkan kualitas lingkungan hunian. Pada kenyataannya, terdapat perubahan fisik dan pemanfaatan ruang tersebut dari rancangan semula sesuai dengan kepentingan penghuni serta campur tangan pengembang dan pemerintah. Bahkan pada Perumahan menengah Rendah Joyoggrand tidak didapati ruang terbuka publik yang layak. Dengan menggunakan analisa kualitatif, penelitian ini mencoba mengidentifikasi bentuk fisik ruang terbuka publik, kegiatan sosial dan ekonomi penghuni dan mengidentifikasi pemanfaatan ruang terbuka publik di perumahan Joyogrand. Diharapkan akan terumuskan kebutuhan ruang publik berdasarkan Jangkauan pelayanan, Pemanfaatan tertinggi, Fasilitas dengan ragam kegiatan tertinggi, Pemanfaatan ruang publik untuk kegiatan pribadi dan Pemanfaatan ruang publik untuk kegiatan ekonomi. Penilaian dilakukan berdasarkan kelompok warga yang dibagi dalam 5 kelompok, yaitu Anak-anak, Remaja, Dewasa perempuan, Dewasa laki-laki dan Lansia. Berdasarkan observasi, didapati empat ruang terbuka publik yang ditemui di lapangan, yaitu RTH pengaman SUTT, jalan, ruang terbuka pada fasilitas umum, dan ruang terbuka publik swadaya. Berdasarkan penelitian, bentuk fisik Ruang terbuka publik yang paling banyak dimanfaatkan warga adalah yang memilik lantai semen / aspal, Ukuran tidak menentukan disukai atau tidak, Tidak berpagar, Dekat dengan rumah dan memiliki Tingkat bahaya rendah. Berdasarkan kegiatan warga, maka ruang terbuka publik yang paling banyak digunakan oleh warga adalah jalan lingkungan dan ruang terbuka publik swadaya. Dengan radius bertetangga 350 m sebagai wilayah pelayanan ruang terbuka publik, untuk perumahan menengah kecil dibutuhkan ruang terbuka publik dengan karakter : 1. Mempertimbangkan kedekatan dengan rumah sebagai territory terutama untuk perempuan dewasa dan anak-anak. 2. Ruang terbuka publik hendaknya terbuka fleksibel, sesuai dengan lingkungan setempat, serta berada di tengah lingkungan hunian dapat meningkatkan kegiatan, frekuensi pemanfaatan, interaksi sosial, dan toleransi di dalam ruang. 3. Ruang terbuka publik tidak dipengaruhi oleh area maupun luas ruang namun oleh integrasi ruang, akses, dan sikap pengguna. 4. Penempatan ruang terbuka publik yang baik adalah di tengah lingkungan hunian (dan tersebar di beberapa lokasi.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | Engineering > Area Planing Engineering (PWK) |
Divisions: | Fakultas teknik Sipil dan Perencanaan > Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) S1 > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota (PWK)(Skripsi) |
Depositing User: | ms suhartatik suhartatik |
Date Deposited: | 31 Jan 2019 03:46 |
Last Modified: | 06 Mar 2019 03:10 |
URI: | http://eprints.itn.ac.id/id/eprint/910 |
Actions (login required)
View Item |