EFEKTIFITAS PENGELOLAAN SISTEM JARINGAN IRIGASI TERHADAP POLA TATA TANAM PERTANIAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

HARDIANTO, WAHYU (2024) EFEKTIFITAS PENGELOLAAN SISTEM JARINGAN IRIGASI TERHADAP POLA TATA TANAM PERTANIAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS. Masters thesis, Institut Teknologi Nasional Malang.

[img] Text
Cover Tesis Wahyu.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (1MB)
[img] Text
Bab 1 Tesis Wahyu.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (17kB)
[img] Text
Bab 2 Tesis Wahyu.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text
Bab 3 Tesis Wahyu.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (699kB) | Request a copy
[img] Text
Bab 4 Tesis Wahyu.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
Bab 5 Tesis Wahyu.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (317kB) | Request a copy
[img] Text
Daftar Pustaka Wahyu.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (311kB)
[img] Text
Lampiran Tesis Wahyu.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

ABSTRAK Wahyu Hardianto., Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Nasional Malang, Februari 2024, Efektifitas Pengelolaan Sistem Jaringan Irigasi terhadap pola tata tanam pertanian dengan menggunakan metode AHP,Tesis, Pembimbing : (1) Prof. Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT, (II) Dr. Erni Yulianti ST.,MT. Pengelolaan Sistem Jaringan Irigasi Hal ini memang perlu dan wajib dilakukan karena Jaringan Irigasi merupakan komponen utama penunjang produktifitas tanaman khususnya pada lahan pertanian, jika banyak sistem jaringan irigasi yang mengalami penurunan fungsi terutama pada saluran utama. Bangunan-bangunan di sungai atau kanal, baik itu pintu pembelok bangunan pemisah ataupun jika terdapat saluran pelimpah, maka penyediaan air di bagian hulu sungai akan kurang maksimal hingga ke bagian hilir sungai, khususnya di daerah persawahan. Oleh karena itu sistem jaringan irigasi harus dibuat seoptimal mungkin agar dapat memberikan pasokan air yang maksimal, maka dari itu permasalahan yang terjadi saat ini adalah memilih dalam pengukuran skala prioritas utama secara merata dalam pembenahan bangunan kontruksi irigasi yang mana dalam hal ini penelitian menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), yang mana pada metode ahp ini kita dapat menentukan skala prioritas nilai tertinggi sebagai tolak ukur untuk melakukan pembenahan pada system bangunan irigasi yang mengalami kerusakan misalnya bangunan induk seperti bengkoknya pintu bangunan, talang, siphon dan pasangan batu kali yang rusak dan lain sebagainya, oleh karena itu pada metode ahp ini kita dapat memilih prioritas dengan 4 kriteria rusak ringan rusak sedang rusak berat dan panjang masing masing kerusakan dan dalam penentuan criteria ini juga terdapat 3 sub criteria yaitu terdapat saluran primer saluran sekunder serta saluran tersier yang berada pada tiap lokasi 5 desa kedung pengaron, kepuh, lorokan tanggullangin dan juga randugong dan mana saja setiap tahunnya yang menjadi prioritas untuk menjadikan pembenahan secara berkala hasil dari penelitian dinyatakan bahwa criteria skala prioritas penanganan pada kerusakan bangunan irigasi adalah kriteria terbesar yaitu pada desa kepuh yang mana kerusakan dengan nilai bobot 0,195. kriteria terbesar kedua yaitu desa Tanggullangindengan bobot nilai sebesar 0,112, untuk criteria ke tiga yaitu desa randugong dengan nilai bobot 0,107 untuk criteria ke empat yaitu desa lorokan dengan nilai bobot 0,097 yaitu desa lorokan dan yang paling rendah nilai kerusakannya yaitu desa kedungpengaron dengan nilai bobot 0,54, maka dari itu penanganan alternative dilakukan dengan cara pembenahan pada titik kerusakan terberat dan urgen yang mengalami banyaknya terjadi kebocoran dan penurunan fungsi pada daerah tersebut. Kata Kunci : Analytical Hierarchy Process, Prioritas, Alternatif ABSTRAK Wahyu Hardianto., Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Nasional Malang, Februari 2024, Efektifitas Pengelolaan Sistem Jaringan Irigasi terhadap pola tata tanam pertanian dengan menggunakan metode AHP,Tesis, Pembimbing : (1) Prof. Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT, (II) Dr. Erni Yulianti ST.,MT. Irrigation Network System Management This is necessary and mandatory because the Irrigation Network is the main component supporting plant productivity, especially on agricultural land, if many irrigation network systems experience a decline in function, especially in the main canals. Buildings in rivers or canals, whether they are turning gates for dividing buildings or if there are spillways, mean that the water supply in the upstream part of the river will be less than optimal down to the downstream part of the river, especially in rice fields. Therefore, the irrigation network system must be made as optimal as possible in order to provide maximum water supply, therefore the problem that is currently occurring is choosing to measure the main priority scale evenly in improving irrigation construction, in which case the research uses the Analytical Hierarchy method. Process (AHP), where in this AHP method we can determine the priority scale of the highest value as a benchmark for making improvements to irrigation building systems that are damaged, for example the main building, such as bent building doors, gutters, siphons and damaged river stone masonry, etc. so on, therefore in this AHP method we can choose priorities with 4 criteria for light damage, medium damage, heavy damage and the length of each damage and in determining these criteria there are also 3 sub-criteria, namely there are primary channels, secondary channels and tertiary channels located in each the location of the 5 villages of Kedung Pengaron, Kepuh, Lorokan Tanggullangin and also Randugong and which every year is a priority to make regular improvements. The results of the research stated that the priority scale criteria for handling damage to irrigation buildings is the biggest criteria, namely in the village of Kepuh where the damage is weight value 0.195. the second largest criterion is Tanggullangin village with a weight value of 0.112, for the third criterion, namely Randugong village with a weight value of 0.107, for the fourth criterion, namely Lorokan village with a weight value of 0.097, namely Lorokan village and the lowest damage value is Kedungpengaron village with a weight value of 0. 54, therefore alternative treatment is carried out by repairing the heaviest and most urgent damage points which experience a lot of leaks and decreased function in that area. Keywords: Analytical Hierarchy Process, Priorities, Alternatives

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Keywords: Analytical Hierarchy Process, Priorities, Alternatives
Subjects: Engineering > Civil Engineering
Divisions: Program Pasca Sarjana > Teknik Sipil S2 > Teknik Sipil S2(Tesis)
Depositing User: WAHYU HARDIANTO
Date Deposited: 05 Sep 2024 02:43
Last Modified: 05 Sep 2024 06:26
URI: http://eprints.itn.ac.id/id/eprint/15012

Actions (login required)

View Item View Item